Laki-laki bijaksana, memiliki otak yang cerdas, sangat ramah, mudah tersenyum, baik hati, bijak dalam berkata, serta memiliki senyum yang enak jika dilihat. Siapakah kiranya laki-laki ini?
Dialah Bali Dalo, pengacara yang namanya tak asing lagi dikota Batam. Dirinya diketahui sudah berprofesi sebagai pengacara selama kurang lebih dua puluh tahun.
Bali Dalo, laki-laki yang memiliki kulit gelap itu dilahirkan di Waiburak, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1 Juli 1963. Meskipun dirinya kelahiran Flores, NTT, yang mayoritas warga disana beragama Kristen Katolik, berbeda dengan Bali Dalo yang merupakan keluarga beragama islam dari lahir.
Dirinya lahir dan dibesarkan didalam keluarga yang sederhana atau bisa dibilang keluarga yang cukup mampu kala itu. Pasalnya, Ismail Igo (Ayah Bali), bekerja sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS). PNS kala itu merupakan pekerjaan yang menjanjikan. Sedangkan ibunya, Hapsa Ismail (Alm), adalah seorang ibu rumah tangga (IRT) yang memberikan ‘kemewahan’ kepada anak-anaknya dirumah. Disaaat orang-orang yang kurang mampu di Flores untuk membeli beras saaat itu, keluarga Bali diberi rezeki lebih oleh Allah, Sang Maha Kaya, untuk dapat membeli dan menikmatinya.
“Ayah saya dulu itu seorang PNS di Flores, jadi PNS itu dulu pekerjaan yang dipandang dan menjanjikan lah. Waktu saya kecil, orang yang kurang mampu disebut orang susah, tapi Alhamdulillah saya sudah makan beras india, beras yang kalo dicuci itu tidak ada gabahnya. Jadi jaman saya kecil itu jaman senanglah bisa dibilang,” jelas Bali Dalo sembari menjelaskan kehidupan masa kecilnya.
Meskipun hidup dalam keluarga yang berpunya kala itu, ternyata Bali pernah berjualan kue dan menjajakannya keliling kampung sembari berteriak “Kue Serabiii, kuee Serabiii”. Hal itu dilakukannya bukan semata-mata untuk mencari uang, namun karena permintaan tantenya yang ingin Bali membantunya berjualan. Tante Bali percaya bahwa ia adalah anak yang jujur dan dapat diandalkan. Begitupun dengan Bali yang tak menolak pekerjaan itu karena akan ada hadiah setelah berhasil menjual kue-kue buatan tantenya. Hadiah yang diterima Bali saat itu adalah satu buah kue serabi yang nikmat.
“Dulu saya bantuin tante saya jual kue serabi. Nah saya tawarkan keseluruh kampung sambil teriak. Nanti kalo kuenya sudah habis, saya akan dapat upah. Ya, satu buah kue serabi. Jadi sekarang kalo saya lihat kue serabi, saya ingat lagi masa-masa saya jual kue ini dulu,” tutur Bali sembari mengingat kejadian itu.
Bali mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri dikota tempat ia dilahirkan, Waiburak Flores. Siapa sangka, pengacara yang amat dikenal dikota Batam ini ternyata ketika SD dikenal dengan anak yang ‘malas’ untuk pergi ke sekolah. Sekali saja dirinya meliburkan diri dari sekolah, maka akan selama satu bulan ia menambah liburnya. Enam tahun waktu normal anak-anak SD untuk belajar di sekolah, namun berbeda dengan Bali kecil yang kala itu mungkin bersekolah hanya selama lima tahun. Kemana satu tahunnya? Ya, untuk meliburkan diri. Sulit dipercaya, namun nyata…
“Saya dulu sekolah itu paling malas nomor satu. Saya kalo sempat tidak sekolah satu hari, itu pasti jatahnya akan jadi satu bulan. Nanti saya itu pasti dijemput oleh temen saya, guru saya untuk datang ke sekolah,” ujar pria yang kini berusia 58 tahun tersebut.
Bali sempat cuti selama satu tahun semasa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dikarenakan ‘malas’ yang masih melekat pada dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, Bali memiliki kesadaran tersendiri untuk melanjutkan pendidikannya di SMP. Karena ada periode perpanjangan tahun dari Juni ke Juli, teman-teman seangkatan Bali dulu sudah kelas tiga, namun Bali baru saja mulai masuk sekolah sebagai siswa kelas satu di SMP Lamahala, Flores.
Menurutnya, tahun itu merupakan tahun yang bersejarah karena ia harus kembali mengulang kelas satu dengan kondisi otak yang kala itu didalam fikirannya sudah buntu alias tak mampu lagi bersaing. Tapi, siapa sangka, bahwa Bali yang saat itu sudah satu tahun cuti belajar ternyata mampu meraih juara kelas selama duduk dibangku SMP. Semua hanya tentang IQ ..
Menginjak masa SMP, Bali meninggalkan perilaku masa SD yang dikenang sebagai anak termalas untuk masuk sekolah. Dirinya tak lagi malas-malasan untuk datang ke sekolah dan belajar serta banyak berpartisipasi dalam organisasi. Salah satunya, organisasi Osis dan ia menjabat sebagai ketua saat itu. Bali mulai menunjukan eksistensi nya dalam dunia pendidikan bahwa dirinya adalah anak yang cerdas.
“Saya sempat cuti satu tahun pas SMP. Terus munculah kesadaran dalam diri saya untuk sekolah saat melihat teman-teman saya yang sekolah. Akhirnya ada perpanjangan tahun dari Juni – Juli, saya masuk dikelas satu saat teman-teman seangkatan saya sudah kelas tiga. Ternyata saya masih mampu bersaing dengan anak-anak baru dan meraih juara dikelas. Saya juga pernah menjabat sebagai ketua osis di SMP,” kenang suami dari Prihyati itu.
Tamat dari SMP, Bali kemudian melanjutkan sekolahnya ke Sekolah Menengah Atas (SMA) N 01 Tarakan, Kalimantan Timur. Dirinya berpindah ke Kalimantan Timur mengikuti ayahnya yang pergi merantau setelah tak lagi menjabat sebagai PNS. Kehidupan sekolah Bali SMA tidak jauh berbeda dengan kehidupannya di SMP. Dirinya masih menjadi anak yang aktif dalam berorganisasi di SMA serta juga dikenal dengan anak yang cerdas. Bahkan dirinya juga tak bisa jauh-jauh dari pemilihan ketua kelas, karena bagaimanapun, dirinya lah yang akan selalu ditunjuk sebagai ketua kelas.
Meminjam salah satu pepatah, roda kehidupan itu terus berputar. Terkadang kita akan berada diatas dan terkadang kita akan berada dibawah. Tidak seorangpun mengetahui nasib kita kedepannya. Begitulah yang dirasakan Bali Dalo kala Ayahnya berhenti menjadi Pegawai Negeri dan merantau ke Kalimantan. Hidup susah mulai dirasakan Bali saat dirinya bertekad untuk kuliah setelah menamatkan masa SMA nya.
Sang ayah yang masih berada di Kalimantan sedangkan Bali kembali ke kampung halamannya di NTT untuk melanjutkan kuliah. Tidak memiliki cukup dana untuk melanjutkan kuliah, akhirnya Bali pun terpaksa meminjam uang kesana kemari agar mendapatkan tambahan uang. Usahanya berbuah manis, berkat kegigihan nya dalam berusaha, akhirnya Bali dapat melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusa Cendana jurusan Hukum. Selama kuliahpun Bali masih aktif diberbagi organisasi kampus, salah satunya adalah organisasi senat. Dirinya juga pernah mendapatkan beasiswa Supersemar sebanyak dua kali.
Jurusan Hukum yang dipilih Bali sebagai objek pembelajarannya kala itu dikarenakan tetangganya yang merupakan lulusan hukum dapat membela ayahnya saat terjerat masalah hukum. Dirinya yang masih kecil kala itu melihat kejadian yang mengagumkan secara langsung dan betapa takjubnya Bali akan profesi pengacara. Menurutnya, dengan menjadi pengacara maka dirinya akan disegani dan dapat melindungi keluarganya. Hal itulah yang menjadi landasan utama mengapa Bali memilih kuliah jurusan Hukum. Disamping karena kejadian yang membuatnya ingin berkuliah hukum, juga dikarenakan dirinya adalah anak yang cerdas dan pandai berbicara di depan umum.
Lika liku kehidupan yang pahit sempat dirasakan Bali ketika ia berstatus sebagai mahasiswa. Bagaimana tidak, kala itu, Bali bahkan sempat memakan nasi basi yang kemudian dipanaskannya kembali untuk menjanggal perutnya yang tengah meraung meminta makan serta memakan nasi yang berlaukan ‘gula halus’. Hal itu dilakukannya karena tak terlalu memiliki cukup uang untuk makan di kos.
”Dalam ketiadaan itu ya saya pernah sampe harus makan nasi basi yang dipanaskan. Gula pasir yang ditaburkan di atas nasi sebagai pengganti lauk sudah biasa saya lakukan. Kalo mencuri untuk makan, saya gak mau,” tutur pria yang gemar berspeda dan bulu tangkis itu.
Beruntungnya, untuk masalah biaya kos, sang ayah masih mampu mengiriminya uang. Sehingga Bali terkadang hanya kesulitan dalam mencari makan. Meskipun sulit, tak pernah terlintas sedikitpun di pikiran Bali untuk mencuri. Menurutnya kejujuran itu hal yang patut di junjung tinggi dalam kehidupan. Bersama dengan teman-temannya semasa kuliah, terkadang mereka bisa mencicipi makan-makanan enak apabila ada suatu acara yang diadakan di Mesjid ataupun Gereja sekitar.
Sebagai mahasiswa, Bali paham betul bahwa mereka harus tetap kelihatan rapi dan ceria ketika berangkat untuk memulai belajar, namun pikiran berat mulai menghantui kala tiba waktunya pulang. Ya, mulai memikirkan, akan diisi apa perut ini ..
“Mahasiwa itu ya, Cerah dalam gaya, tapi luar biasa dalam aksi. Karena tidak semua mahasiswa itu kaya kan, ” kata pepatah yang dilontarkan Bali mengenai nasib sebagai mahasiswa.
Bali kemudian pergi merantau ke Batam setelah mendapatkan gelar Sarjana Hukum (SH) nya di Universitas Nusa Cendana. Pekerjaan pertama kali yang digeluti Bali setelah sampai di Batam adalah sebagai tukang ojek untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sebagai perantau. Dirinya yang kala itu tak memiliki motor untuk ngojek terpaksa menyewa motor yang dibayar satu bulan sekali sebanyak Rp. 75 Ribu. Beruntungnya, Bali dapat menarik penumpang dahulu baru membayar uang sewa. Hal itu bertentangan dengan prinsip penyewaan motor masa itu, dimana penyewa wajib membayar uang sewa baru diperbolehkan memakai motor. Hal itu tak berlaku bagi Bali muda dikarenakan kejujurannya yang membuat si penyewa percaya kepada dirinya. Bali menjalani profesi sebagai tukang ojek selama satu tahun lamanya.
“Pekerjaan saya di Batam ini pertama kali jadi tukang ojek dan itu berlangsung selama satu tahun. Saya ngojek dulu di Puja Bahari dan Puja Sera itu,” tutur Bali.
Bali kemudian melanjutkan Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) di Pekanbaru, Riau selama dua bulan. Pada tahun 2003, dirinya baru menerima Surat Keputusan (SK) dan resmi menjabat sebagai pengacara di kota Batam. Hingga saat ini pun, Bali masih beprofesi sebagai pengacara dan memiliki kantor nya sendiri, Bali Dalo. S.H & Rekan. Selama menjabat sebagai pengacara, Bali juga tercatat memiliki pekerjaan sampingan lain, seperti menjadi Direktur di PT. Sintai Industri Shipyard, Pimpinan Yayasan Sekolah Permata Harapan, Batam, Ketua DPC Peradi Batam untuk PKPA, Pengacara di Otorita Batam (BP Batam), Pengacara di PT. Dharma Kemas Berganda dan Ketua Yayasan di STMIK Gici Batam.
Selain aktif diberbagai organisasi sewaktu sekolah dulu, ternyata Bali hingga saat ini masih aktif di berbagai organisasi yang berada di Batam, Kepulauan Riau. Beberapa organisasi yang pernah ia ikuti adalah menjadi sekretaris di Partai Hanura, ketua dewan pakar partai Nasdem, anggota dewan pertimbangan Nasdem dan ketua harian perkumpulan keluarga Nusa Tenggara Timur (PKNTT).
Bali yang kini memiliki dua orang anak perempuan, ingin salah satu dari anaknya untuk mengikuti jejaknya. Berhubung sang kakak yang telah mengambil jurusan sastra Inggris serta tak memiliki minat didunia hukum, Bali kini tengah mempersiapkan dan memotivasi anak bungsu nya untuk terjun kedunia hukum mengikuti jejak karir nya.
“Hal ini jadi pertanyaan untuk banyak orang. Ada tidak yang mewarisi jejak saya. Nah oleh karena itu, saya sedang memotivasi anak saya yang paling kecil untuk kelak setelah tamat SMA masuk kuliah jurusan Hukum. Sementara dari dia sendiri emang ada minatnya untuk masuk jurusan itu,” jelas Bali mengenai nasib anaknya kedepan.
Itu lah sepenggal cerita dari Bali Dalo yang berprofesi sebagai Pengacara kurang lebih selama dua puluh tahun. Profesi ini lah yang membuat dirinya dikenal oleh masyarakat Batam hingga saat ini. Nilai kejujuran yang Bali pegang teguh dari dulu hingga sekarang, ia terapkan pada pekerjaannya. Cerita terakhir, tenyata seorang pengecara sukses seperti Bali Dalo memiliki keinginan untuk dapat mempunyai mobil carry namun belum kesampaian. Bukan Carry yang ia dapat melainkan Fortuner sekarang yang ia tunggangi.
“Jangan berpikir tentang apa yang orang lain pikirkan, karena orang lain belum tentu berpikiran sama seperti yang kita pikirkan. Lakukanlah apa yang terbaik menurutmu,” – Bali Dalo, 2021.
Riwayat Pendidikan:
- SD N Waiburak, Flores
- SMP N 01 Lamahala, Flores
- SMA N 01 Tarakan, Kalimantan Timur
- Universitas Nusa Cendana, NTT
Riwayat Organisasi:
- Sekretaris Partai Politik Hanura
- Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Provinsi Kepri
- Anggota Dewan Pertimbangan Nasdem (Sekarang)
- Ketua Harian Perkumpulan Keluarga Nusa Tenggata Timur (PKNTT)
Riwayat Pekerjaan:
- Direktur PT. Sintai Industri Shipyard
- Pengacara
- Pimpinan Yayasan Sekolah Permata Harapan, Batam
- Ketua DPC Peradi Batam
- Pengacara Otorita Batam
- Pengacara PT. Dharma Kemas Berganda
- Ketua Yayasan STMIK Gici Batam
Ditulis Oleh: Juni Zarlina